Page Popularity
Latest Post
- BALADA PARA TETANGGA
- Ibuku seorang BLOGGER
- Belajar Memutuskan, BELUM atau TIDAK AKAN
- KONTROVERSI PATUNG INUL
- KOTA versus DESA
- MERAMBAH HUTAN BARU
- TENTANG DUA LELAKI
- ALIRAN BARU, ATAU AGAMA BARU ?
- IRT JUGA BUTUH INTERNET
- News flash apa flash news???
Categories
Links
- The Clickers
- PageRank Meter
- Seputar Balita
- Yossy Rahadian
- Lirik Pernah Muda
- Latihan SEO Untuk Pemula
- wallpaper1001
- FreeWebSubmission
Supported
Live Counter
Archives
Traffic Stat
MENJADI FTM ? WHY ?
Beberapa hari yang lalu teman saya kerja dulu ada yang nanya (dia saat ini sedang hamil dan masih bekerja), ngapain aja sih kalau jadi full mother ? hehehe…bingung juga jawabannya, abis di
Hmm…..jawabannya akan panjang, tapi biar terlihat diplomatis, katakanlah itu semua adalah pilihan hidup (mengutip perkataan mantan ibu bossku). Terus terang saat awal-awal aku berhenti bekerja pasti ada rasa kangen pada gaji yang hilang, pada temen-temen yang bisa diajak ngobrol dan hang out, pada meeting yang kadang ga jelas-jelas amat juntrungannya. Pada awal ini juga rasanya berat menjalankan tugas-tugas rumah tangga yang rutin dan tidak bisa ditinggalin. Proses adaptasinya memang butuh waktu. Kadang rasa jenuh ini juga yang sering ditakutkan oleh ibu-ibu yang masih bekerja.
Tapi seiring berjalannya waktu ternyata memang pendidikan anaklah yang tidak bisa didelegasikan secara full time pada
Apakah seorang baby sitter tidak bisa membuat seorang anak jadi jenius ? bisa saja sih, karena kursus apapun sekarang tinggal tunjuk. Tapi bisakah seorang BS ini punya komitmen mengajarkan hal-hal lain yang jauuuh lebih penting, seperti belajar mencintai orang lain, menerima kekurangan dan kelebihan teman-temannya, komit pada janji, dsb. Saya kira tidak akan sekonsen ibunya. Entahlah bagi
Menjadi seorang full mother, mungkin menggelikan atau bahkan menakutkan bagi sebagian ibu. Katakanlah bukan pilihan hidup. Tapi bagi saya inilah kewajiban utama kenapa seorang ibu diutus di muka bumi. Mendidik seorang anak memang tidak ada sekolahnya (yang formal terutama), tapi mendidik adalah mencintai anak dan memberikan semua hak-haknya. Bahkan untuk anak, sudah sepantasnya kita dedikasikan waktu kita hampir 24 jam.
Mungkinkah yang saya bicarakan ini omong kosong ?kita lihat saja…mungkin buktinya akan kita lihat beberapa puluh tahun lagi. Mungkin juga perlu diadakan sebuah penelitian ? kalau ternyata wacana saya benar, semoga kehidupan di bumi ini akan semakin membaik.
Posting Komentar