Page Popularity
Latest Post
- IRT JUGA BUTUH INTERNET
- News flash apa flash news???
- Kondangan 07/07/07
- I'm back
- Let's Talk About Money
- Congratulation for Me !
- Countdown timer to TDA
- Belajar DomPark
- Pebisnis = Pemimpi ?
- Bangsa yang MISKIN
Categories
Links
- The Clickers
- PageRank Meter
- Seputar Balita
- Yossy Rahadian
- Lirik Pernah Muda
- Latihan SEO Untuk Pemula
- wallpaper1001
- FreeWebSubmission
Supported
Live Counter
Archives
Traffic Stat
ALIRAN BARU, ATAU AGAMA BARU ?
Alqiyadah Islamiyah. Duh akhir-akhir ini nama Ahmad Mushadeq kayaknya lagi ngetop banget di media. Bapak satu ini mengaku dirinya Rasul yang diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW. Katanya pengikutnya sudah 40 ribuan lebih….hhhhhhh..
Dengan melihat tayangan di media, kayaknya saya sedikit mengerti modus penyebaran aliran ini. Ada proses brain washing atau pencucian otak di dalamnya. Cara memperkenalkannya biasanya dengan membawa kita pada sempalan-sempalan ayat Al-Quran yang diterjemahkan secara seenaknya. Kemudian dicocok-cocokkan dengan step by step perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Seperti periode jahiliah, periode mekah, madinah, dan futhu mekah. Nah karena saat ini masih periode jahiliah atau periode mekah, jadi sekarang belum perlu sholat lima waktu. Hmm kayak mirip-mirip flashback kali ya..atau napak tilas..Lucu juga ya..masa perjalanan dakwahnya ngopi paste dari perjalanan Rasulullah SAW. Pak Mushadeq kurang kreatif dooong….
Biasanya nanti akan diminta banyak berkorban, teruatama waktu dan dana. Emang sih agak-agak UUD juga (ujung-ujungnya duit). Karena katanya dakwah butuh biaya..(yaiyalah…di Jakarta apalagi, pipis aja butuh biaya…hehehe…). Eh, lebih parah lagi akhir-akhir ini terbongkar oleh polisi bahwa ada surat pernyataan pengakuan dosa yang disertai dengan pemberian uang. Katanya kalau kita sudah menyerahkan itu, maka dosanya langsung diampuni. Hahahaha…sampai sakit perut mendengarnya…(mual maksudnya).
Gemes, geli, marah, bodo amat…tapi juga periiiih. Setelah 1500 tahun Islam berkembang di dunia, ternyata pemahaman tentang keislaman umatnya (mayoritas), masih secuil. Mungkinkah saat ini adalah saat dimana umat islam jumlahnya banyak tapi bagai buih di lautan ? Tidak berdaya dan tidak peduli. Sabodo amat orang sekampung kita mau masuk syurga apa neraka. Jangan-jangan orang pandai sekarang berpikir begitu ya, naudzubillah…
Dimanakah kebenaran ?
Sekarang mencari kebenaran, kayak mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tanya polisi, jawabannya begini, tanya psikolog jawabannya begitu, tanya ustadz ini beda lagi, ustadzah ini lain juga. Soooooo…puciiiing kaaaan….Ada sih beberapa orang yang menurut saya sendiri (sekarang ini) bisa dipercaya. Dasar keilmuannya kuat, background pendidikannya tidak meragukan (dan lurus), kiprahnya bikin kagum…tapi mereka ini jauuuuh banget. Paling sesekali hadir di televisi. Itupun sebentar, yang diomongin politik. Duduknya bukan di mushola atau di mesjid, tapi di gedung DPR, atau di cabinet. Hmmm..umat bagai pungguk merindukan bulan ya... Ada sih ustadz kondang yang bisa diundang kemana aja…tapi bayarannya mahal booooo…..nentuin tarif sih engga, cuman ya mesti tau dirilah, karena sibuknya jadwal ceramah mereka..ya wajar kan…(mohon maaaaaf banget apabila ada yang tersinggung….).
Jadi kalau umat sekarang bingung (ditambah bingung nyari makan juga yang makin susah), salah siapa coba ???? au ah gelap.
Kembali ke Pak Mushadeq. Sekarang kan jaman udah liberal Pak, serba bebas. Apa ga sebaiknya Bapak bikin agama baru aja ya Pak ? jangan bawa-bawa nama Islamiyah. Hati saya pribadi, dan ratusan juta umat islam pastinya, periiiiih….ga rela….Terserah deh Bapak mau ngasih nama apa, mau ajaran kayak gimana…lakum dinukum waliyadin…Tapi plis sekali lagi, jangan bawa-bawa nama Islam. Tidak mengakui nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir, berarti bukan islam. Titik.
Kalau berbicara tentang motif, mungkin Pak Mushadeq yang paling tahu. Apakah Bapak sedikit kekurangan uang, kurang waras, atau ada scenario lain. Wallahu alam, jutaan mata yang menatap layer kaca ini hanya menduga-duga. Tapi yang terpenting adalah, STOP ! menyakiti kami. Jangan undang lagi malapetaka yang selama ini bertubi-tubi menimpa negeri kami.
Berbeda syahadat, adalah berbeda aqidah. Jadi, mulailah memikirkan nama baru untuk aqidah yang baru ini.
Label: opini
Posting Komentar