Looking for something? Ask uncle G00gle...
Page Popularity
Latest Post
- Anthurium, Tanaman Ajaib !
- Intermezzo (The Funniest Thing)
- Akhir Cerita Harry Potter
- Polemik Poligami
- Group Band Padi Tampil di STM Pembangunan Bandung
- Sebungkus Mie Instan, untuk Lima Tahun
- Fatamorgana
- Belajar Internet Marketing, Wowww….!
- Shafa Lagi Berpose
- Haruskah Memaafkan Pak Harto ?
Categories
Links
- The Clickers
- PageRank Meter
- Seputar Balita
- Yossy Rahadian
- Lirik Pernah Muda
- Latihan SEO Untuk Pemula
- wallpaper1001
- FreeWebSubmission
Supported
Live Counter
Archives
Traffic Stat
Perjuangan hidup tak selalu dimenangkan oleh
mereka yang terkuat atau yang paling sigap, cepat atau lambat, orang yang
YAKIN DIRINYA BISA, itulah yang tampil menjadi JUARA
(Napoleon Hill)
True Story in American Gangster
Film yang keren. Frank Lucas (diperankan oleh Denzel Washington), adalah seorang mafia heroin yang sangat sukses. Punya konspirasi yang luas ke berbagai kalangan, dari tentara, polisi, pengacara, dsb. Frank punya kehidupan yang mewah, keluarga yang mencintai dan istri yang cantik. Tapi kemudian Frank harus berhadapan dengan polisi bernama Richie Roberts (Russell Crowe), yang miskin, bercerai dengan istrinya, tidak mendapat hak pengasuhan anak, tapi tidak mempan dengan uang suap. Dua kehidupan yang sangat bertolak belakang.
Film yang keren. Frank Lucas (diperankan oleh Denzel Washington), adalah seorang mafia heroin yang sangat sukses. Punya konspirasi yang luas ke berbagai kalangan, dari tentara, polisi, pengacara, dsb. Frank punya kehidupan yang mewah, keluarga yang mencintai dan istri yang cantik. Tapi kemudian Frank harus berhadapan dengan polisi bernama Richie Roberts (Russell Crowe), yang miskin, bercerai dengan istrinya, tidak mendapat hak pengasuhan anak, tapi tidak mempan dengan uang suap. Dua kehidupan yang sangat bertolak belakang.Mungkin film ini memang dibuat untuk menunjukan dua perbedaan itu. Walaupun setting yang diambil tahun 70-an, tapi sangat terasa bahwa memang seperti itulah hukum alam yang masih berlaku sampai saat ini. Kedua kehidupan ini masing-masing mereka artikan dengan ‘kebahagiaan’. Kedua orang ini bisa dianggap orang baik (ada sisi baiknya). Karena si Frank sendiri sering sekali bagi-bagi rezeki dengan fakir miskin. Kalau cuma baik, tapi tidak jadi orang yang benar, apakah boleh ?Entahlah…
Film ini membuat kita berpikir agak mendalam, belajar memaknai lagi apa sebenarnya the true happiness kita. Apa dan bagaimana kebahagiaan yang hakiki itu. Walaupun nontonnya agak bikin ngantuk karena isinya hampir ngobrol semua, tapi layak untuk disimak juga, terutama pesan moralnya…
Label: resensi
Posting Komentar